Sejak menempuh pendidikan S1 Farmasi, mahasiswa Unimma telah dibekali pengembangan soft skills dan hard skills di bidang praktisi melalui kerja sama dengan platform jadipraktisi.com.
Pihak Universitas memberikan dukungan berupa sarana, prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dukungan tersebut meliputi pendampingan kurikulum, tenaga pengajar, sistem tata kelola, penjaminan mutu internal, serta fasilitas pendukung lainnya.
Keunggulan PSPPA Unimma dirumuskan melalui analisis sinyal pasar, analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats), masukan dari stakeholder, penyesuaian arah pengembangan program studi, dan benchmarking dengan institusi yang aktif dalam bidang pelayanan herbal.
Pembukaan PSPPA Unimma menargetkan 20 mahasiswa sebagai angkatan pertama.
“Semoga dengan adanya PSPPA Unimma, kami dapat menampung alumni dan memberikan manfaat bagi rekan-rekan alumni S1 Farmasi dari universitas lain untuk melanjutkan ke jenjang profesi apoteker,” kata apt. Nurfina Dian K., M.Clin.Pharm, dosen farmasi Unimma.
Menurut apt. Nurfina Dian K., M.Clin.Pharm, tantangan terbesar saat ini adalah mencetak alumni PSPPA yang dapat lulus sesuai dengan harapan stakeholder dan mampu bersaing dengan alumni dari institusi lain.
Persyaratan umum pendaftaran PSPPA meliputi lulus S1 dengan IPK ≥ 3,00 skala 4 dalam waktu maksimal 5 tahun; belum pernah atau maksimal tiga kali mengikuti seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Profesi Apoteker; serta melengkapi surat keterangan dari dokter jiwa, surat keterangan tidak buta warna, surat keterangan bebas narkoba, skor TOEFL minimal 450, dan rekomendasi dari dosen pembimbing skripsi.
Proses seleksi calon mahasiswa baru PSPPA Unimma akan berlangsung dalam tiga tahap: seleksi administrasi, tes kemampuan dasar kefarmasian dengan sistem CBT, dan wawancara.
apt. Heni Lutfiyati, M.Sc., berharap lulusan PSPPA Unimma dapat memberikan pemahaman dan kontribusi nyata terkait potensi herbal kesehatan dan pemanfaatannya.
Hal ini merupakan upaya menjaga kesehatan masyarakat, menekan angka penyakit, meningkatkan taraf hidup, serta mengurangi beban biaya daerah dalam pengobatan.