Data tahun 2020 mengungkapkan bahwa sekitar 23% penduduk Indonesia yang berumur 5 tahun ke atas adalah perokok. Informasi data ini telah dituliskan pada laman website databoks pada tanggal 5 Januari 2021
“Meskipun data ini mengalami penurunan dibandingkan data pada tahun sebelumnya, namun persentase perokok di Indonesia masih berkisar lebih dari 20 persen. Angka ini diperkirakan akan lebih tinggi di kalangan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sesuai dengan data dari National Institute on Drug Abuse,” Ujar Apoteker RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Apt. Riza Ridho, M.Pharm.
“Ada konsekuensi yang perlu diperhatikan oleh pasien dan keluarga sehubungan dengan gaya hidup merokok dengan efektifitas penggunaan obat-obat psikofarmaka,” Imbuh Apoteker RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Apt. Riza Ridho, M.Pharm.
Diketahui bahwa rokok mengandung senyawaan Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang selain bersifat karsinogenik juga memiliki efek meningkatkan kadar enzim pemetabolisme obat di liver. Enzim-enzim pemetabolisme obat ini sangat erat kaitannya dengan kinerja obat-obat psikofarmaka yang banyak digunakan pada terapi pengobatan pasien-pasien psikiatri.
Dua obat yang dipengaruhi secara signifikan oleh gaya hidup merokok adalah:
- Clozapine
Clozapine merupakan obat golongan antipsikotik generasi kedua yang di indikasikan untuk terapi pasien psikosis yang resisten terhadap antipsikotik-antipsikotik jenis lain. Obat ini dimetabolisme oleh enzim CYP1A2 dan CYP3A4 di dalam liver. Merokok dapat meningkatkan kadar enzim CYP1A2 dan CYP 3A4 sehingga kadar clozapine dalam darah yang dikonsumsi akan menurun. Penurunan kadar ini akan menyebabkan penurunan efektifitas sehingga pada pasien perokok yang memperoleh terapi clozapine memerlukan dosis lebih besar daripada pasien yang tidak merokok.
- Olanzapin
Olanzapin dimetabolisme oleh enzim glukoronidasi dan juga enzim CYP1A2 di liver. Dua enzim ini diketahui meningkat jumlahnya akibat gaya hidup merokok. Peningkatan kadar enzim tersebut akan meningkatkan proses klirens dari olanzapin sehingga keberadaan olanzapin di dalam tubuh akan semakin singkat. Kondisi ini memerlukan penyesuaian dosis lebih tinggi dibandingkan dengan dosis lazim yang dipakai pada pasien yang bukan perokok.
Dua obat ini merupakan obat yang dipengaruhi secara signfikan oleh gaya hidup merokok. Pasien dan keluarganya sebaiknya diberikan informasi yang memadai tentang kemungkinan interaksi antara gaya hidup merokok dengan penggunaan obat-obat tersebut.