HOME

A Long Life Learner Pharmacist

simona 1

JAKARTA, IAINews – Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.

Dalam dunia kesehatan yang terus berkembang, konsep long life learner pharmacist menjadi kunci utama untuk memastikan kualitas pelayanan yang terbaik.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Indonesia, apoteker dituntut untuk melakukan pelaporan pelayanan kefarmasian dan self assessment menggunakan aplikasi Simona ( Sistem Informasi Monitoring dan Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian).

Simona adalah platform digital yang dikembangkan untuk mempermudah fasilitas kesehatan dalam melaporkan pelayanan kefarmasian kepada Kementerian Kesehatan.

Simona memungkinkan pelaporan yang lebih terstruktur dan terintegrasi sehingga memudahkan evaluasi dan peningkatan layanan secara berkelanjutan.

Pada aplikasi Simona setiap fasilitas pelayanan kefarmasiaan diwajibkan melaporkan seluruh kegiatan kefarmasiaan dimulai dari jumlah tenaga kefarmasiaan hingga pelaporan capaian pelayanan farmasi klinis.

Namun, meskipun kemajuan teknologi memudahkan dan mempercepat proses pelaporan, bagi sebagian orang, terutama kaum lanjut usia, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri.

Mereka harus menghadapi keterbatasan dalam penggunaan teknologi sambil tetap harus mengikuti perkembangan zaman. Lalu, bagaimana kaum lanjut usia menghadapi tantangan ini?

Bagaimana mereka bisa tetap berkontribusi dan mengikuti perkembangan dalam pelayanan kefarmasian?

Menyikapi hal ini pada Selasa, 9 Juli 2024 yang lalu, Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (PC IAI) Jakarta Pusat bersama Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat menyelenggarakan sebuah workshop.

Workshop ini dirancang sebagai salah satu upaya apoteker sebagai a long life learner pharmacist.

Dihadiri 100 apoteker dari Puskesmas dan apotek di wilayah Jakarta Pusat mereka belajar dan berbagi pengetahuan tentang penggunaan aplikasi Simona.

Workshop ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teknologi dan penggunaannya oleh apoteker dari berbagai generasi, termasuk mereka yang berusia lanjut.

Apt. Sari Mutiarani, M.Farm. dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selaku narasumber menjelaskan secara detail langkah-langkah pelaporan pelayanan kefarmasian melalui aplikasi ini.

Para apoteker diberikan panduan praktis tentang bagaimana memasukkan data pelayanan harian, jenis obat yang diberikan, dan interaksi dengan pasien.

Tujuan dari pelaporan ini adalah untuk memastikan bahwa semua pelayanan yang diberikan dapat terdokumentasi dengan baik, sehingga memudahkan dalam evaluasi kinerja dan perbaikan layanan.

Exit mobile version