“Dirimu terbit bagai Mentari Bersinar terang pancarkan citra”
(Penggalan lirik awal hymne IAI)
Siapa yang tidak bergetar hatinya saat mendengarkan lirik tersebut? Terutama saat pertama kali melakukan sumpah apoteker, momen sakral yang menandai resmi menyandang status apoteker.
Setelah melalui berbagai rintangan dan perjuangan, hari tersebut menjadi balasan manis dengan senyuman bahagia.
Lirik awal hymne IAI menyebutkan, “dirimu terbit bagai mentari”. Dirimu yang dimaksud adalah apoteker, baik yang baru lulus maupun yang sudah lama berpraktik.
Apoteker hadir bagai mentari, bersinar terang memancarkan citra.
Sebagai apoteker, kita diminta untuk bersinar dan memancarkan citra apoteker di tengah masyarakat Indonesia.
Tidak cukup hanya disumpah dan berpraktik sehari-hari. Bagaimana kita memaknai “terbit bagai mentari”?
Mentari adalah sebutan lain dari matahari, yang selalu menyinari kehidupan manusia setiap hari, memberikan cahaya ketenangan di pagi hari, dan mengajarkan banyak arti kehidupan.
Setidaknya ada tujuh makna kehidupan yang dipancarkan lewat sinar mentari:
- Konsistensi dan Disiplin: Matahari terbit dan terbenam setiap hari di waktu yang hampir sama persis. Ini adalah konsistensi luar biasa. Apoteker diajarkan untuk disiplin dan konsisten dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama dalam praktik kefarmasian. Disiplin dan konsisten membentuk komitmen dan tanggung jawab seorang apoteker.
- Memberi Tanpa Pamrih: Matahari memberikan sinar dan energi tanpa mengharap imbalan, hanya tahu arti berbagi. Apoteker juga harus memberikan yang terbaik untuk pasien tanpa mengharap balasan, melakukan praktik kefarmasian dengan terbaik. Yakinkan diri bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan.
- Keberanian Menghadapi Perubahan: Matahari setiap hari menghadapi perubahan dari terbit hingga tenggelam. Ini mengajarkan apoteker untuk bisa menerima dan beradaptasi dengan berbagai perubahan serta melihat sisi lain yang orang lain tidak melihat.
- Keteguhan Menghadapi Hambatan: Mentari tetap bersinar walau terhalang oleh awan atau cuaca buruk. Apoteker juga harus tetap teguh dan membawa aura positif saat menghadapi tantangan dan rintangan, yang akan menjadikan apoteker semakin dewasa dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.
- Memberikan Kehangatan dan Kenyamanan: Matahari memberikan kedua hal itu untuk kehidupan manusia. Apoteker juga bisa menjadi sumber kehangatan dan kenyamanan bagi pasien dengan sikap ramah, lembut, dan penuh kasih sayang, menciptakan hubungan yang harmonis dan saling mendukung.
- Keberanian untuk Bersinar Terang: Tanpa ragu matahari bersinar terang untuk menyinari dunia. Apoteker juga harus percaya diri dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki, menunjukkan dan membuktikan ‘sinar terang’ tersebut untuk mencapai tujuan dan menginspirasi masyarakat.
- Kesederhanaan dan Kerendahan Hati: Matahari sangat kuat dan vital bagi kehidupan manusia, namun tetap sederhana dan tidak sombong. Apoteker diajarkan untuk tetap rendah hati dan tidak sombong meskipun memiliki kekuatan atau keberhasilan, sehingga lebih dihargai dan disayangi oleh orang lain, serta menjaga keseimbangan dalam hidup.
Dengan menerapkan filosofi matahari ini dalam kehidupan sehari-hari, semoga kita dapat menjadi apoteker yang lebih baik, lebih positif, dan lebih berkontribusi untuk Indonesia.