Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Apoteker Berkolaborasi Mendukung Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT) 2030.

Tuty PMO 1
Home pharmacy care PMO penderita TBC
banner 120x600
banner 468x60

5. Dimana menyimpan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Simpan OAT di tempat yang mudah dilihat agar tidak lupa menelan sebagai contoh didekat meja makan atau tempat tidur namun jangan disimpan ditempat yang lembab dan panas seperti dapur, dekat kamar mandi, atau jendela yang terkena cahaya matahari langsung agar OAT tidak rusak sebab OAT tidak tahan terhadap lembab dan panas serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Iklan ×

6. Tanda-tanda obat rusak

Jelaskan mengenai tanda-tanda OAT rusak, seperti tablet berubah warna, lembap, pecah, lapisan aluminium penutup ablet bocor, serbuk dalam bungkus lembab, berubah warna, lengket, suntikan berubah warna, ada bagian yang tidak larut/mengendap ketika ditambah aqua pro injeksi, keruh atau ada partikel berwarna.

Lakukan Home Care

Dalam pengobatan TBC, apoteker mempunyai banyak kesempatan untuk berperan dalam pemberantasan TBC. Peran tersebut adalah mengedukasi pasien dalam hal:

  1. Pentingnya adherence(kepatuhan berobat), motivasi agar penderita patuh, efek samping, perilaku hidup sehat, dll

2. Mendeteksi penderita TBC

3. Memantau adherence penderita, adanya efek samping, adanya interaksi dengan obat lain

4. Peran secara keseluruhan, apoteker harus berperan secara aktif mencegah terjadinya resistensi, kekambuhan dan kematian

Dewasa ini TBC dapat disembuhkan dengan baik. Masalahnya obat untuk TBC harus dimakan sedikitnya enam bulan.

Baca Juga  Peringati WPD 2024, PC IAI Pinrang Gelar Dagusibu, Senam Sehat, dan Donor Darah

Biasanya setelah makan obat selama satu bulan pasien merasakan keluhan kurang nafsu makan, berasa panas dan merasa mual sehingga pasien enggan melanjutkan untuk minum obatnya.

Kadang pula tiga atau empat bulan pengobatan berjalan maka keluhan pasien akan hilang, dan penderita malas makan obat lagi, apalagi jika pemeriksaan dahaknya menunjukkan negatif.

Bila pengobatan berhenti di tengah jalan, maka bukan saja penyakitnya tidak sembuh, tetapi juga obat yang ada akan jadi tidak ampuh lagi atau pasien bisa menjadi Resisten Obat (RO).

Mengingat hal tersebut, pemantauan kepada pasien TB harus selalu dilakukan.

Salah satu cara memantaunya adalah dengan melakukan kunjungan rumah (Home Care) pasien bagi penderita TB Paru oleh apoteker UPTD Puskesmas bersama dengan penanggung jawab program TB UPTD Puskesmas setempat.

Pada saat kunjungan dilakukan pemeriksaan terhadap penderita, memastikan apakah rutin mengkonsumsi obat sesuai anjuran, mengatasi keluhan ringan pasien jika ada efek samping obat dan memberi penyuluhan kepada keluarga, sehingga diharapkan pasien akan berobat sampai selesai dan dapat mencegah penularan kepada keluarga.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *