Saat ini, Ferry Syahroni mempekerjakan sekitar 60 orang karyawan dengan 15 apoteker di tiga unit usaha ini.
Bagi Ferry Syahroni, menjadi seorang wiraswasta memiliki tantangan tersendiri.
“Sebagai wiraswasta, kita dituntut untuk berpikir kreatif dalam melihat peluang”, ujar Ferry Syahroni, saat ditemui IAINews di Apotek Sehabat belum lama ini.
‘’Selain itu, sebagai pengusaha juga harus menguatkan diri dalam menjalin jejaring, dan tidak pernah berhenti untuk upgrade ilmu dan pengetahuan terbaru,’’ ungkap Ferry Syahroni.
Melihat peluang yang demikian terbuka di bisnis apotek, Ferry Syahroni kemudian terpikir untuk mengajak apoteker muda mengelola apotek milik sendiri.
Sejak melakukan pembinaan di tahun 2010, hingga kini sudah cukup banyak apotek yang menjadi binaan Ferry Syahroni.
Beberapa apotek binaan Ferry Syahroni antara lain Apotek Mitra Sahabat, Apotek Setia Farma, Apotek Bunda, Apotek Restu Ibu, dan apotek Adzka Medika. Kelima apotek ini, Pemilik Sarana Apotek (PSA) nya adalah para apoteker.
Bukan hanya itu, Ferry Syahroni juga mengembangkan apotek dengan modal patungan.
Yang terbaru adalah apotek Unipharma yang baru dibuka pada 24 September 2023 dengan kepemilikan modal 9 apoteker.
Pria murah senyum semasa mahasiswa aktif di Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Andalas Padang serta berbagai keorganisasian kampus lainnya.
“Banyak hal positif yang bisa kita pelajari dengan aktif di organisasi, yang tidak kita dapatkan di perkuliahan,’’ tutur Ferry Syahroni, mengenai alasan ia aktif di organisasi mahasiswa.
‘’Selain bisa melatih kemampuan berdiplomasi, kita juga bisa belajar untuk memecahkan berbagai masalah, berinteraksi dengan orang lain, juga manajemen waktu”, kata Ferry Syahroni.
“Profesi apoteker itu bisa luas, bisa bekerja di apotek, rumah sakit, instansi pendidikan, pemerintahan, bahkan juga bisa jadi pengusaha apotek atau klinik”, ungkap Ferry Syahroni.
Ferry juga menyampaikan banyak teman sejawat memandang sebelah mata untuk menjadi pemilik dan pengelola apotek dan menjadikannya sebagai pilihan terakhir.
Padahal mengelola dan menjadi pengusaha apotek itu seni dan mengasah keterampilan dalam melihat peluang dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dan lebih menjanjikan secara finansial.
“Apoteker harus mempersiapkan diri untuk menyongsong masa depan, tidak bisa menunggu, harus kreatif dan inovatif” tutup Ferry Syahroni. (Eka Siswanto Syamsul-Tim Media PP IAI/ PD IAI Kaltim)***