Dalam penelitian ini juga Eka Siswanto juga melihat efektivitas antiaging pada uji invitro baik dalam bentuk ekstrak mapun nanoemulsi.
Penelitian ini juga dilakukan untuk memperoleh minyak ikan haruan dengan beberapa metode dan mengoptimasiformula nanoemulsinya.
Selain itu dilakukan pula pengujian potensi anti-aging minyak dan nanoemulsi secara invitro.
Juga mengkarakterisasi minyak dan emulsi minyak ikan haruan dengan berbagai metode, seperti penentuan karakteristik minyak, yaitu bilangan iodium minyak, bilangan penyabunan minyak, bilangan peroksida minyak danbilangan asam minyak.
Pembuatan sediaan nanoemulsi minyak ikan haruan dan evaluasinya, ujar Eka.
Eka berhasil mempublikasikannya pada 5 (lima) jurnal bereputasi terindeks scopus (1 publish jurnal scopus q2, 1 publish jurnal scopus q3 dan 3 accepted jurnal scopus q3), juga terbit satu buah buku Khasiat Daun Pidada merah sebagai Anti-aging (kajian secara in siliko dan in vitro), penerbit Andalas University Press dengan no ISBN: 978-623-172-237-9.
Sementara itu, promovenda Irene Puspa Dewi merupakan dosen tetap di Akademi Farmasi Prayoga, Padang, Sumatera Barat.
Memulai Pendidikan S3 nya di Unand pada tahun 2021. Disertasi Irene berjudul disertasi “Potensi Tumbuhan Obat Sumatera Barat dalam Penanganan Covid 19”.
Irene didampingi promotor oleh Prof. apt. Dachriyanus, Ph.D, dan Co-Promotor Prof. Fatma Sri Wahyuni, Ph.D dan Prof. Dr. apt. Yufri Aldi, M.Si.
Irene memaparkan bahwa penelitian yang dilakukan dalam disertasinya berkaitan dengan potensi tumbuhan obat Sumatera Barat dalam penanganan Covid 19.
Latar belakang penelitian ini adalah adanya pandemi Covid 19 yang menjadi pandemi terbesar bagi dunia dalam beberapa dekade belakangan ini.
Bahkan virus SARS-CoV-2 sebagai virus penyebab Covid 19 telah bermutasi menjadi varian-varian baru yang lebih mudah menular, meningkatkan resiko infeksi dan mengurangi aktivitas vaksin.
Hal ini menjadi ancaman bagi kesehatan dan perekonomian masyarakat, sehingga perlu ditangani dengan baik.
“Pendekatan imunomodulator yang berasal dari tumbuhan obat masih menjadi pilihan dalam penanganan Covid 19. Dalam melakukan skrining, dipilih 21 tumbuhan obat Sumatera Barat yang umum dimanfaatkan sebagai imunomodulator oleh masyarakat. Dari proses skrining, dipilih 1 (satu) tumbuhan obat yang berpotensi sebagai anti inflamasi, yaitu Garcinia cowa Roxb. Terhadap ekstrak Garcinia cowa Roxb. dilakukan skrining lebih lanjut dengan metode bioassay guided fractionation sehingga didapatkan 2 (dua) senyawa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas anti inflamasinya yaitu tetraprenyltoluquinone dan cowanin. Pembuktian aktivitas sebagai anti inflamasi tersebut telah dilakukan secara in silico, in vitro dan invivo. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan tumbuhan obat Garcinia cowa Roxb. sebagai anti inflamasi dalam penanganan Covid 19”, ujar Irene