TAIPEI, IAINews – FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Association) Congress 2023 dibuka hari ini di Taipei International Center, Taiwan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Kongres yang berlangsung 24 – 28 Oktober dan diikuti lebih dari 1.000 apoteker dari negara-negara di Asia Pasifik, mengambil tema Health Systems Resilience, Security and Equity : Pharmacist Can Help.
Selain Presiden Taiwan, Tsa Ing-wen, hadir President FIP, Paul Sinclair dan Presiden FAPA, Yolanda Robles.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI), apt Noffendri Roestam, S,Si telah tiba di Taiwan sejak Senin, 23 Oktober dan mulai kegiatan dengan FAPA Bureau Meeting dan FAPA Council Meeting pada Selasa, 24 Oktober.
Esok harinya, Rabu, 25 Oktober dilaksanakan sejumlah kegiatan pra kongres serta kunjungan ke berbagai rumah sakit dan industri di Taiwan.
Pembukaan dilakukan pada Kamis, 26 Oktober dengan keynote lecture oleh Dr Yusuke Nakamura dari Jepang dengan membawakan materi berjudul AI-assisted precision health care system with full of empathy.
Usai pembukaan, delegasi Indonesia yang antara lain diikuti oleh Sekjen PP IAI, Liik Yusuf Indrajaya, Ketua Dewan Kehormatan IAI, Nurul Falah Eddy Pariang, Dewan Kehormatan, Keri Lestari, Bendahara PP IAI Marsela Lembaung, Wakil ketua Bidang Humas dan Pengmas, Harmawati Kadir, Wakil Sekjen Bidang Kerjasama, Detty Yuliarti dan Wakil Sekjen Bidang Kerjasama, Audrey Clarissa, melakukan serangkaian pertemuan dengan delegasi lain dari sejumlah negara.
Pertemuan antara lain dengan CPA (Commonwealth Pharmacists’ Association), yang antaralain diwakili oleh Meghna Joshi-Von Heyden, Strategic Lead : Partnership and Advocacy CPA.
Dalam pertemuan tersebut IAI dan CPA membahas kerja sama terkait dengan Antimicrobial Resistance (AMR).
Kedua delegasi sepakat, bahwa pertukaran informasi dan pembelajaran bersama merupakan hal yang penting untuk dapat memperkuat peran apoteker di setiap bidang dalam menghadapi resistensi antimikroba.
Diskusi ini sejalan dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Selain itu, pertukaran informasi ini melengkapi Indonesia dalam mengambil langkah strategis terkait standar Pengobatan dan peran Apoteker ke depan.