Tema yang diangkat mencakup penyebaran dan penularan malaria di Sumba Barat Daya, kesehatan mental di kalangan civitas akademik, serta penggunaan faloak sebagai antihepatitis alami dan pencegahan rabies pada anjing peliharaan di Kota Kupang.
Dr. dr. Dwita Anastasia Deo, M.Sc, mempresentasikan data terkait angka kasus malaria di Sumba Barat Daya, sedangkan Dr. dr. Nicholas E. Handoyo, M.Med. Ed. menyampaikan tren peningkatan angka depresi di kalangan civitas akademik Universitas Nusa Cendana. Dr. Muntasir, S. Farm, M.Si mengangkat isu rendahnya pengetahuan masyarakat NTT, terutama di Kota Kupang, mengenai pentingnya vaksinasi rabies untuk hewan peliharaan.
Tingginya biaya vaksinasi menjadi tantangan yang memerlukan dukungan dari pemerintah.
Dalam diskusi terkait bahan alam, Dr. apt. Muhajirin Dean, S. Farm, M.Si memperkenalkan faloak, tumbuhan lokal NTT yang digunakan secara tradisional sebagai obat untuk penyakit kuning.
Beliau berhasil memproduksi beberapa prototipe produk jamu, seperti Fatis, Vicov, dan Gejolak.
Keterlibatan Peneliti dari Berbagai Lembaga
Konferensi internasional ini juga melibatkan peneliti dari berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Pertahanan (Unhan), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Universitas Timor.
Kegiatan ini ditutup secara resmi pada pukul 17.00 WITA oleh Dekan FKKH Undana, Dr. dr. Christina Olly Lada, S.Ked, M.Gizi. Beliau berharap antusiasme dan partisipasi yang sama dapat terwujud pada ICAHMedScience ke-4 yang direncanakan pada tahun 2025.