Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang memiki spesialisasi di bidang obat. Praktik kefarmasian yang dilakukan apoteker akan memberiakn jaminan mutu dan kualitas mulai obat diproduksi, didistribusikan hingga akhirnya dilayankan ke pasien. Bulan September menjadi bulan istimewa bagi apoteker dunia karena pada 25 September ditetapkan oleh FIP (The International Pharmacy Federation), organisasi apoteker tingkat dunia sebagai world pharmacists day atau hari apoteker sedunia
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyambut tema hari apoteker dunia ini, menyelenggarakan kegiatan berskala nasional yang diikuti oleh 34 propinsi bertemakan “Apoteker bersatu dalam aksi menuju dunia yang lebih sehat”. Kegiatan nasional ini di pusatkan di kota Kendari Sulawesi Tenggara tepatnya di eks lapangan MTQ yang dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi, SH yang diwakili oleh Pj Sekda Sultra, Asrun Lio, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) apt Noffendri, S.Si, walikota Kendari, H Sulkarnain Kadir, SE, ME juga Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Sulawesi Tenggara, apt Dra Harmawati, M.Kes.
Kegiatan WPD 2022 yang terpusat di kota Kendari ini dimulai dengan jalan sehat dan senam bersama, dilanjutkan raising community awareness (RCA) dengan memberikan edukasi tentang penyakit TBC, penyakit Diabetes Melitus berikut cara penggunaan obat dan pencegahannya. Pada kesempatan ini Ketua umum PP IAI secara virtual menyapa dan berdialog dengan pengurus daerah IAI di setiap propinsi se Indonesia yang serempak menyelenggarakan RCA guna memeriahkan WPD tahun ini.
‘’Kami berharap dengan dilaksanakannya kegiatan ini pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TBC dan Hipertensi berikut cara penggunaan obatnya meningkat serta mampu mencegahnya. Ini sejalan dengan tujuan utama peringatan Hari Apoteker Sedunia, yaitu mendorong peran dan kegiatan apoteker dalam meningkatkan kesehatan di setiap belahan dunia,’’ ungkap Noffendri.
Sebagaimana diketahui, lanjut Noffendri, penyakit TBC Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina. Jumlah kasus tercatat 824 ribu dengan 93 ribu kematian per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.