Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Home Pharmacy Care Ampuh Sebagai Sarana Branding Apoteker dan Fasilitas Kesehatan

Tuty PMO 1
Home pharmacy care PMO penderita TBC
banner 120x600
banner 468x60

BANDUNG, IAINews – Apoteker yang berpraktik di apotek dapat memberikan layanan selain hanya informasi dan konseling obat di sarana apoteknya saja.

Salah satu peran apoteker yang dapat diambil dan masih bisa dikembangkan adalah pemberian pelayanan Home Pharmacy Care.

Iklan ×

Menurut Ketua Hisfarma (Himpunan Seminat Farmasi Komunitas) PP IAI, apt. Surya Wahyudi, S.Si., MM., C. Herbs, apoteker dapat memberikan pelayanan Home Pharmacy Care pada pasien-pasien tertentu.

Apt Surya Wahyudi menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam salah satu sesi seminar dalam Mukernas dan KIT (Musyawarah Kerja Nasional dan Kegiatan Ilmiah Tahunan) Hisfarma 2024.

Mukersnas dan KIT Hisfarma 2024 diselenggarakan pada 26 – 28 Juli 2024 di Harris Hotel & Convention Festical Citylink Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 900 peserta apoteker yang berasal dari seluruh Indonesia.

Anggota Hisfarma adalah apoteker yang berdinas di apotek dan klinik

Pelayanan ini dapat meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap peran apoteker dalam pengobatan dan peningkatan kesehatan.

Dalam paparannya, apt. Surya Wahyudi menjabarkan bahwa tidak semua pasien perlu mendapatkan pelayanan Home Pharmacy Care.

Kriteria pasien yang dapat diberikan atau ditawarkan mendapat pelayanan home care adalah pasien berusia lanjut yang mengkonsumsi obat dalam jangka waktu panjang.

Baca Juga  Tim Media Nasional IAI, Tidak Hanya Urus Obat, Apoteker Juga Bisa Jadi Jurnalis

Jenis penyakit yang bisa diberikan pelayanan Home Pharmacy Care antara lain penyakit diabetes melitus dengan penyakit penyerta lain, pasien asma, pasien tuberculosis, dan pasien penyakit kronis lainnya.

Apoteker yang ingin memberikan pelayanan Home Pharmacy Care, yang dapat dilakukan adalah menentukan kriteria pasien.

Bila layanan yang akan diberikan adalah layanan perdana, maka apoteker dapat memilih penyakit yang paling mudah atau paling mampu ditangani terlebih dulu.

Apoteker harus memperbarui pengetahuan tentang terapi tersebut, bukan hanya aspek patofisiologi penyakit dan mekanisme obat dalam terapi, tapi juga interaksi obat dan gaya hidup yang dapat diatur oleh pasien.

Apoteker juga harus melatih dan mengembangkan komunikasi yang efektif dan baik dengan pasien.

Dalam hal ini apoteker harus mampu menyesuaikan gaya bahasa dengan pasien yang dihadapi dalam memberikan pelayanan kefarmasian.

Selanjutnya, apoteker harus mendokumentasikan proses pelayanan Home Pharmacy Care yang dilakukan dengan baik sehingga pelayanan dapat ditelusuri di masa yang akan dating dalam perjalanan terapi.

Tahap terakhir adalah apoteker memberikan pendampingan terapi secara berkelanjutan kepada pasien yang diberikan layanan kefarmasian home care.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *