HOME
IYPG  

Indonesian Young Pharmacist Summit 2024: Ungkap Cara Memilih Probiotik Terbaik

Prof Keri menyampaikan materi pada IYPG Summit 2024
Prof Dr apt Keri Lestari, M.Si, Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad saat menyampaikan materi didepan peserta IYPG Summit

Butirat, asetat, dan propionat adalah contoh SCFAs. Fermentasi bakteri tidak hanya menghasilkan gas seperti karbon dioksida, hidrogen, dan metana, tetapi juga menghasilkan banyak metabolit yang membantu kesehatan pencernaan.

Butirat menjaga lapisan usus tetap sehat, mengurangi peradangan, dan membantu sistem kekebalan tetap sehat.

Propionat dan asetat memiliki efek anti-inflamasi dan membantu mengatur metabolisme glukosa dan lemak.

Beberapa bakteri usus juga menghasilkan vitamin, seperti vitamin K dan beberapa vitamin B, yang sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Mikrobioma yang seimbang mendukung bakteri yang baik dan mencegah berkembangnya bakteri patogen, yang dapat mengganggu pencernaan.

Selain dapat mengurangi efek samping dari terapi utama, hal ini juga dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan respons imun, yang keduanya sangat penting untuk mengelola kondisi kronis secara keseluruhan.

Mengapa Materi Ini Begitu Relevan?

Bidang kesehatan telah berkembang dengan sangat cepat, tetapi banyak orang masih belum menikmati manfaatnya.

Metode berbasis bukti dan pengalaman klinis dapat digunakan untuk menggunakan berbagai macam probiotik.

Misalnya, diabetes melitus dengan gula darah yang terkontrol belum tentu terhindar dari stroke, dan sebaliknya gula darah yang tidak terkontrol belum tentu akan mengalami stroke.

Dalam sesi yang dihadiri sekitar 150 apoteker muda dari seluruh Indonesia, pembicara menekankan bahwa pemilihan probiotik bukan sekadar mengikuti tren atau rekomendasi umum.

Setiap individu memiliki kebutuhan unik yang memerlukan pendekatan yang dipersonalisasi.

”Sebagai apoteker muda, Anda ditantang untuk melakukan penelitian dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, termasuk dengan menyediakan pendampingan non-farmakologi,’’ ucap Prof Keri Lestari.

‘’Probiotik adalah suplemen yang berguna sebagai terapi tambahan karena dapat meningkatkan efek terapi pada pasien yang menjalani pengobatan untuk penyakit jangka panjang seperti diabetes dan penyakit inflamasi usus dengan memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus.’’ ujar Prof. apt. Keri Lestari.

Antusiasme Peserta dan Implikasi Klinis

Banyak pertanyaan yang diajukan selama sesi menunjukkan antusiasme peserta.

Tampaknya para apoteker muda ini ingin mengetahui lebih banyak tentang interaksi probiotik dengan obat-obatan lain, dosis yang tepat, dan cara terbaik untuk memberi tahu pasien tentang penggunaan probiotik.

Salah satu peserta, apt. Vierda, perwakilan IYPG Jawa Timur, dengan penuh rasa ingin tau bertanya, ”Apakah efek probiotik akan berkurang jika pasien terus menjalani gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan makanan berminyak, kurang serat, tidur terlalu sedikit, atau tidur terlalu larut malam?’’

Exit mobile version