HOME

Jangan Sembarang Mengkombinasi Obat, Hati Hati. Kenali Interaksi Yang Merugikan

pexels dids 1424538

2). Penyesuaian dosis obat

Jika  interaksi  obat  meningkatkan  atau  menurunkan  efek  obat  maka  perlu  dilakukan  modifikasi  dosis  salah  satu  atau  kedua  obat.

Modifikasi dosisi ini untuk  mengimbangi  kenaikan  atau  penurunan  efek  obat  tersebut.

Penyesuaian  dosis  diperlukan  pada  saat mulai atau menghentikan penggunaan obat yang berinteraksi.

3). Pemantauan pasien

Jika   kombinasi   yang   saling   berinteraksi   diberikan,   maka   diperlukan   pemantauan  pasien.

Keputusan  untuk  memantau  atau  tidak  tergantung  pada  berbagai  faktor,  seperti  karakteristik  pasien,  penyakit  lain  yang  diderita  pasien,  waktu   mulai   menggunakan   obat   yang   menyebabkan   interaksi   dan   waktu   timbulnya reaksi interaksi obat.

4). Melanjutkan pengobatan seperti sebelumnya

Jika  interaksi  obat  tidak  bermakna  klinis  atau  jika  kombinasi  obat  yang  berinteraksi  tersebut  merupakan  pengobatan  optimal,  pengobatan  pasien  dapat diteruskan.

Apoteker    perlu berkolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya selama pemberian terapi.

Kajian diperlukan lebih mendalam, terutama pada kajian literatur yang digunakan, mekanisme interaksi dan manajemen yang dilakukan untuk mengurangi potensi yang terjadi, terutama  ketika  interaksi  tersebut  dapat  diantisipasi  dan  dicegah.

 

Bagaimana peranan Apoteker untuk mencegah potensi terjadinya interaksi obat?

Interaksi obat dapat terjadi pada kondisi pasien yang memiliki patologik yang berbeda sehingga menjadi tidak mudah memprediksi hasil akhir dari interaksi.

Tantangan terbesar untuk menjamin keamanan terapi yang diberikan adalah memahami kondisi penyakit, memilih terapi yang tepat dan mengurangi kombinasi obat yang mengakibatkan munculnya reaksi obat yang tidak diharapkan.

Apoteker memiliki peranan yang sangat vital untuk membantu pemilihan terapi yang aman dan mencegah potensi terjadinya interaksi.

Beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan keamanan dan efektivitas terapi antara lain

  • Melakukan pengkajian kondisi klinis, hasil pemeriksaan penunjang dan rencana terapi
  • Melakukan kolaborasi antar profesional tenaga kesehatan mulai dari peresepan, pemberian obat sampai dengan monitoring kondisi pasien
  • Melakukan rekonsiliasi untuk memastikan obat yang diberikan tidak berinteraksi dengan obat sebelumnya atau obat yang biasa digunakan pasien
  • Membuat catatan terintegrasi terkait kondisi pasien
  • Meningkatkan kompetensi dengan terus mengupdate pengetahuan terkait keamanan obat dengan membaca literatur/referensi yang menjadi acuan dalam praktek.

Teman sejawat dapat memperoleh modul lengkap panduan interaksi obat yang dapat diakses pada  laman https://mimseducation.com/id/course?association_id=4, yang terbit di bulan November 2023

Exit mobile version