“Salah satu pekerjaan terkejam dalam hidup ialah membiarkan pemikiran cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas yang mendahulukan istirahat sebelum lelah” (Buya HAMKA)
PEMIKIRAN cemerlang itu berhamburan, bagi seorang apoteker.
Pada saat berpraktik atau belajar pasti menemukan hal-hal baru yang bisa dituliskan.
Dituliskan sebagai sarana berbagi pengalaman dan mengonfirmasi ilmu yang telah dipelajari agar bisa mendapatkan tanggapan dari sesama apoteker yang lebih memahami ilmu baru yang dipelajari atau diperoleh saat berpraktik.
Begitu disayangkan jika pengalaman dan ilmu-ilmu yang diperoleh hanya dibiarkan mengendap di kepala dan menguap. Alangkah lebih baiknya jika ‘diikat’ dengan menuliskannya.
Menuliskan berbagai hasil pemikiran yang telah diproses oleh berbagai ilmu dan pengalaman yang dirasakan.
Menuliskan kejadian-kejadian baru yang dialami dan menuliskan ilmu yang digeluti agar bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
Apoteker diajarkan menulis sejak kuliah, bahkan setiap orang sewaktu kecil sudah diajarkan untuk menulis.
Dimulai dari mengenal huruf, merangkai huruf menjadi kata, kemudian mengabungkan kata menjadi kalimat.
Kalimat disusun menjadi paragraf. Paragraf-paragraf dijadikan satu kesatuan menjadi sebuah tulisan.
Semua orang bisa menulis sejak dini, tapi semakin bertambah usia, tidak semua orang semakin bertambah kemampuannya untuk menuangkan berbagai pemikiran cemerlang menjadi sebuah tulisan.
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) melalui bidang Humas PP IAI mengadakan workshop jurnalistik batch 2 untuk seluruh perwakilan pengurus daerah seluruh Indonesia.
Mereka yang mengikut workshop ini dibekali dengan materi kepenulisan selama satu hari.
Dilanjutkan dengan sesi mentoring setiap hari selama satu pekan dan diakhir pekan berikutnya diadakan sesi bedah tugas menulis.
Pada workshop tersebut menghadirkan 3 narasumber yang lama bergelut di dunia kepenulisan yaitu Burhan Abe (Jurnalis senior), Dr. apt. Drs. Prih Sarnianto, M.Sc (Jurnalis dan dosen farmasi), dan apt. Dra Tresnawati (Jurnalis dan Pimpinan Redaksi IAINews.id).
Acara ini diikuti oleh 53 apoteker dari berbagai pengurus daerah di Indonesia.
Semua peserta diajarkan mengenai menulis berita, untuk meliput berbagai berita seputar IAI di tingkat cabang maupun daerah.
Selain itu, diajarkan menulis feature yakni penulisan berita dengan menggunakan gaya sastra.
Tulisan lain berupa opini. Disinilah pemikiran cemerlang apoteker dapat dituangkan seluas-luasnya.
Dengan adanya workshop ini semoga semua peserta bisa lebih semangat untuk menulis, baik itu menulis berita kegiatan-kegiatan apoteker di daerahnya, maupun menulis berbagai ide-ide cemerlang yang bisa dituangkan menjadi tulisan.