Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Pentingnya Peran Apoteker Cegah Stunting di Indonesia

BISA stunting
Diseminasi pembelajaran program BISA digelar beberapa waktu lalu di Jakarta. Diantaranya juga dibahas pentingya peran apoteker cegah stunting di Indonesia
banner 120x600
banner 468x60

Upaya lain adalah mendorong peningkatan gizi remaja di sekolah termasuk konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri (TTD Rematri) melalui modul School of 5 (So5) dan Gizi Remaja.

Hasilnya, terjadi peningkatan pengetahuan akan pentingnya ASI eksklusif pada kelompok ibu dengan anak usia kurang dari dua tahun dari 61,7% menjadi 81,2%.

Iklan ×

Peningkatan kemampuan Remaja putri untuk mendefinisikan setidaknya dua manfaat tablet tambah darah dari 43,5% menjadi 62.4%.

Intervensi di tingkat sistem layanan kesehatan, BISA melakukan pelatihan dan dampingan teknis bagi petugas kesehatan di 119 puskesmas yang memiliki lebih dari 6,000 jaringan pelayanan di empat kabupaten dampingan.

Materi pelatihan berkaitan dengan upaya peningkatan status kesehatan dan gizi ibu hamil.

Hasil survei akhir BISA menunjukkan bahwa para ibu lebih mudah memahami pesan kunci terkait gizi yang disampaikan oleh petugas yang telah mengikuti pelatihan BISA.

Selain itu, pelatihan dan dampingan teknis juga diberikan untuk tenaga kesehatan di dinas kesehatan kabupaten, staf puskesmas, dan guru UKS terkait suplementasi TTD untuk remaja putri.

Dampaknya, survei akhir BISA menunjukkan peningkatan konsumsi  24 tablet tambah darah dalam 12 bulan dari tahun 2020 hingga 2023 sebesar 12,5% di Bandung Barat, 18,6% di Sumedang, 58,6% di Kupang dan 35,8% di TTU.

Baca Juga  Aksi Nyata IAI PD Bengkulu : Edukasi Penggunaan Obat & Dampaknya dalam Dialog RRI Pro 1

Dari hasil survey akhir ditemukan bahwa rumah tangga dengan anak baduta (bawah dua tahun) yang menyediakan tempat bermain yang bersih meningkat 17,5%.

Dalam kesempatan yang sama Herrio Hatu, Direktur Nutrition International Indonesia menekankan pentingnya peran apoteker cegah stunting, dengan memberikan pelatihan kepada apoteker di puskesmas.

Dalam hal ini, pelatihan terkait manajemen rantai pasok yang berdampak pada peningkatan kapasitas staf farmasi di puskesmas untuk memperkirakan stok dan menghindari situasi kehabisan stok komoditas gizi (TTD, kapsul vitamin A, zink dan oralit).

Sejak tahun 2022, BISA telah berperan penting dalam memastikan ketersediaan pasokan komoditas gizi di Puskesmas untuk semua penerima manfaat.

‘’Di Nutrition International, kami percaya pada pendekatan yang efisien dan efektif untuk memperoleh dampak yang maksimal dengan biaya dan kompleksitas yang minimal,’’ tambah  Herrio Hattu.

BISA meningkatkan kapasitas para tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan terkait di tingkat kabupaten dan provinsi untuk memberikan layanan gizi berkualitas.

625 Petugas Kesehatan diantaranya apoteker, Kader Posyandu dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) telah dilatih Emo-Demo dan Pendekatan Rumah Bersih di Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *