Potensi pengobatan tradisional kunyit telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena sifat antiinflamasi dan antimikroba alaminya.
Ketika digunakan bersama dengan arak, campuran ini dapat membantu meredakan peradangan dan meningkatkan proses penyembuhan luka.
Arak adalah minuman tradisional Bali yang dibuat dengan fermentasi dan destilasi dan mengandung alkohol 37-60 persen.
Arak biasanya dibuat dari air kelapa melalui proses penyulingan, tetapi juga bisa dibuat dari beras atau beras ketan melalui proses fermentasi, kemudian diperas.
Pembuatan tape memerlukan fermentasi khamir Saccharomyces cerivisiae.
Khamir ini dapat mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi karbondioksida dan alkohol.
Arak biasanya dikonsumsi sebagai sajian upacara, atau dikenal sebagai tetabuh.
Jika tidak dikonsumsi terlalu banyak, minuman ini dianggap menghangatkan tubuh dan membantu mengurangi rasa sakit.
Arak juga digunakan sebagai campuran pengobatan tradisional lainnya.
Arak Bali merupakan jenis alkohol Tipe C mirip dengan Whiskey, Rum, Gin, Vodka, dan Tequila.
Kolaborasi antara ilmu farmasi dan budaya lokal bukan hanya mengungkapkan potensi penyembuhan alami yang terkandung dalam bahan-bahan tradisional, tetapi juga memelihara dan menghormati warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Referensi:
Candranegara, I.M.W., Suryana, I.N.M. and Putri, N.L.S.A., 2021, December. Arak Bali: Between Culture and Economic Recovery in Realizing the Vision of Nangun Sat Kerthi Loka Bali Based on Local Wisdom. In 2nd International Conference on Business Law and Local Wisdom in Tourism (ICBLT 2021) (pp. 186-189). Atlantis Press.
Memarzia, A., Khazdair, M.R., Behrouz, S., Gholamnezhad, Z., Jafarnezhad, M., Saadat, S. and Boskabady, M.H., 2021. Experimental and clinical reports on anti‐inflammatory, antioxidant, and immunomodulatory effects of Curcuma longa and curcumin, an updated and comprehensive review. BioFactors, 47(3), pp.311-350.
Widiastiti, A.A.I.P. and Prami, A.A.I.N.D., 2021. The Uniqueness of Megeret Pandan Tradition as Tourist Attraction in Tenganan Village, Karangasem, Bali. Journal of Business on Hospitality and Tourism, 7(1), pp.156-161.***