MELAKUKAN pengobatan mandiri tanpa mengunjungi dokter adalah melakukan swamedikasi.
Ketika sakit langsung membeli obat ke apotek atau toko obat, tanpa menemui dokter, tanpa mengunjungi puskesmas, itulah yang disebut melakukan swamedikasi.
Ketika kita hendak melakukan swamedikasi ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.
Pertama, mengenali gejala yang ingin diobati.
Ketika gejala tersebut termasuk gejala ringan seperti pusing, sakit kepala, demam, batuk, flu, pilek, diare, dan gejala ringan lainnya maka kita bisa melakukan swamedikasi dengan langsung membeli obat ke apotek atau toko obat.
Kedua, mengenali gejala parah atau berat. Apabila gejala yang dirasakan berat atau parah, lebih baik kita mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi: puskesmas, klinik pratama, atau praktik dokter, untuk segera ditindak lanjuti oleh dokter.
Ketiga, membaca label dan brosur obat. Pada saat kita melakukan swamedikasi harus lebih teliti dan seksama dalam membaca label dan brosur obat yang ada pada obat dibeli.
Namun, apabila kita membeli di apotek, jangan sungkan dan malu berkonsulitasi langsung ke apoteker terkait pemilihan obat swamedikasi yang akan digunakan.
Keempat, bertanya kepada apoteker. Silakan bertanya kepada apoteker terkait obat swamedikasi yang hendak digunakan ataupun menceritakan keluhan gejala ringan yang dihadapi.
Dengan pengetahuan dan pengalaman apoteker akan menjelaskan secara detail obat yang akan digunakan atau sebaliknya merekomendasikan pasien agar mengunjungi dokter disebabkan gejala sudah mulai parah.
Kelima, perhatikan instruksi dari apoteker atau instruksi yang tertera di label obat.
Sebelum obat swamedikasi digunakan apoteker akan memberikan instruksi terkait aturan pakai dan cara penggunaan.
Biasanya obat-obatan swamedikasi ketika dibeli di apotek atau toko obat tidak menggunakan etiket sehingga pasien harus memahami terkait aturan pakai obat tersebut.
Keenam, perhatikan riwayat alergi. Ini sangat perlu dipahami ketika hendak melakukan swamedikasi.
Apabila kita memiliki alergi terhadap suatu obat atau suatu kandungan obat maka harus dihindari obat tersebut, agar tidak digunakan saat melakukan swamedikasi.
Swamedikasi harus dihentikan, jikalau terjadi berbagai hal di bawah ini:
Pertama, timbul gejala lain, apabila saat melakukan swamedikasi ternyata memunculkan gejala lain maka swamedikasi harus dihentikan dan segera mengunjungi dokter untuk diperiksa secara langsung.
Kedua, terjadi gejala reaksi alergi, ketika melakukan swamedikasi kemudian mengalami gatal-gatal atau kemerahan pada kulit yang merupakan gejala alergi maka swamedikasi harus dihentikan dan segara menemui dokter.