Penyebab Resistensi Antimikroba
Penyebab utama terjadinya AMR adalah misuse atau overuse pada manusia dan hewan.
Di negara berkembang seperti Indonesia, kontributor utama penyebab resistensi antimikroba adalah karena penyalahgunaan antimikroba khususnya antibiotik yang sering digunakan secara tidak bijak dan rasional.
Bahkan ada yang menggunakan tidak berdasarkan rekomendasi dari dokter.
Selain itu pemilihan antimikroba tidak sesuai dosis yang diberikan serta penggunaan antimikroba yang tidak tepat pada manusia juga menjadi salah satu penyumbang munculnya resistensi.
Dampak dan Bahaya
Resistensi antimikroba merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia karena dapat mempengaruhi orang-orang pada setiap tahap kehidupan.
Juga mempengaruhi industri kesehatan, kedokteran hewan dan pertanian, dapat membuat semua antibiotik atau antijamur menjadi tidak efektif, sehingga mengakibatkan infeksi yang tidak dapat dihentikan.
Resistensi antimikroba memberikan dampak begitu luar biasa diantaranya dapat menyebabkan perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama, kunjungan ke dokter akan meningkat, biaya perawatan meningkat bahkan kematian dan kesakitan pun akan meningkat.
Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Resistensi Antimikroba?
Pengendalian resistensi antimikroba memang membutuhkan upaya dan strategi multi sektor.
Untuk itu dibutuhkan kesadaran dari seluruh pihak termasuk masyarakat untuk ikut berperan dalam pengendalian ini.
Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi ini?
Ada beberapa hal sederhana dan mudah dilakukan yakni tidak membeli antibiotik tanpa resep dari dokter dan meminum antibiotik sampai habis.
Selain itu juga tidak menggunakan antibiotik selain untuk infeksi bakteri, tidak menyimpan antibiotik untuk persediaan di rumah serta tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain termasuk keluarga sendiri.
Resistensi antimikroba merupakan 1 dari 10 ancaman kesehatan global. Dampak dari kejadian ini sangat banyak.
Untuk itu dibutuhkan kesadaran dari seluruh pihak terutama masyarakat agar menggunakan antimikroba secara bijak.
Mulai sekarang jangan membeli antibiotik tanpa resep dari dokter dan jika mendapat antibiotik maka antibiotik tersebut harus diminum sampai habis.
“Kita semua mempunyai peran dalam pengendalian ini. Tak hanya penyedia layanan kesehatan dan pemberi pelayanan saja, tetapi kita sebagai pasien atau masyarakat juga harus peduli,’’ tutur Trianti Taruk Lamba’.
‘’Untuk itu mari berperan sesuai porsi kita masing-masing sehingga kita dapat meminimalisir bahkan mengendalikan resistensi antimikroba ini,’’ pesan Trianti.