Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Swamedikasi untuk Ibu Hamil : Apa yang Perlu Diperhatikan?

pexels jonathan goncalves 17719879
Ilustrasi banita hamil. Foto Jonathan Goncalves/Pexels.com
banner 120x600
banner 468x60
pexels jonathan goncalves 17719879
Ilustrasi banita hamil. Foto Jonathan Goncalves/Pexels.com

Ditulis oleh: Dr. apt. Lusy Noviani, MM (Praktisi, Trainer dan Dosen FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

Swamedikasi pada kondisi hamil dan menyusui harus mendapat perhatian lebih terutama dalam hal keamanan pengobatannya terhadap janin dan bayi.

Iklan ×

Seperti kita ketahui disaat janin dan plasenta tumbuh, akan semakin banyak perubahan yang terjadi pada ibu hamil seperti, perubahan fisik, perubahan metabolisme dan fisiologis  tubuh.

Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang digunakan oleh ibu hamil.

Salah satu contoh perubahan farmakokinetik pada ibu hamil yaitu adanya peningkatan volume plasma dan cairan sampai dengan 50%, curah jantung serta laju filtrasi glomerulus, sehingga obat yang diberikan dalam volume kecil kadarnya akan rendah ditubuh.

Pada ibu hamil juga mengalami penurunan albumin, sehingga obat-obatan yang berikatan dengan albumin akan menjadi bebas.

Pemberian obat pada ibu hamil juga perlu diperhatikan karena ada beberapa obat yang dapat menembus plasenta sehingga obat akan sampai ke fetus atau janin.

Selain itu ada juga obat yang bersifat toksik, teratogen pada fetus/janin sehingga akan berbahaya bagi pertumbuhannya.

Berdasarkan tingkat keamanan obat-obatan pada ibu hamil dan janin, FDA (United States Food and Drug Administration) (2008) mengklasifikasikan obat menjadi 5 kategori yaitu kategori A, B, C, D, dan X,

Tabel 5.1 Kategori Keamanan Obat Ibu Hamil Menurut FDA

Kategori Deskripsi Singkat Definisi Menurut FDA Kesimpulan
A Terbukti tidak beresiko pada manusia Studi pada wanita hamil belum menunjukkan bahwa meningkatkan risiko  kelainan pada janin jika diberikan selama trimester pertama, kedua, dan ketiga

 

Aman dikonsumsi ibu hamil dan janin
B Tidak ada bukti dapat beresiko pada manusia Penelitian pada hewan uji tidak menunjukkan  adanya resiko pada janin dan tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik ataupenelitian pada hewan uji menunjukkan adanya efek samping namun pada Wanita hamil tidak menunjukkan resiko kelainan pada janin

 

Cukup aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan janin
C Resiko pada manusia tidak dapat dihindari Penelitian pada hewan uji tidak menunjukkan  adanya resiko pada janin dan tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik namum tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik pada Wanita hamil Jika dikonsumsi, obat dapat beresiko untuk ibu hamil dan janin. Penggunaan sesuai instruksi dari dokter
D Resiko pada manusia telah terbukti secara ilmiah Penelitian memadai dan terkontrol dengan baik pada wanita hamil telah menunjukkan adanya resiko pada janin. Namun, manfaat terapi mungkin lebih besar dari pada potensi resikonya. Jika dikonsumsi akan beresiko pada ibu hamil dan janin. Digunakan hanya pada saat darurat dan harus dalam pengawasan dokter
X Kontraindikasi pada ibu hamil Penelitian ini menunjukkan adanya kelainan janin pada hewan coba dan mannusia. Pengggunaan obat ini dikontraindikasikan pada ibu hamil atau wanita yang merencanakan kehamilan Tidak disarankan untuk ibu hamil karena dapat membahayakan janin.

Pengobatan Swamedikasi untuk ibu Hamil, tidak hanya memperhatikan terkait penggunaan obat bebas, namun juga memperhatikan penggunaan obat keras yang perlu dihindari selama kehamilan.

banner 325x300
Baca Juga  Apoteker Berkolaborasi Mendukung Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT) 2030.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *