Menurut apt Robby Sugianto, kurangnya jumlah TTK di pelayanan ini karena kebanyakan TTK lebih memilih menjadi ASN (aparatur sipil negara) atau P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dengan gaji yang lebih menjanjikan
“Saat ini kita kesulitan mencari TTK untuk pekerjaan pelayanan kefarmasian, karena mereka lebih memilih pekerjaan lain yang lebih menjanjikan dengan gaji yang lebih baik. Sementara omset apotek di tengah apotek yang menjamur belum bisa memenuhi standar UMR,’’ ungkap apt Robby Sugianto.
Selain pembahasan terkait Standar Pelayanan Kefarmasian dalam pertemuan tersebut juga dibahas terkat rencana program PC IAI Rejang Lebong yang akan melaksanakan penyuluhan NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) ke sekolah-sekolah.
Penyuluhan yang direncanakan menyasar siswa menengah atas di SMA dan SMK ini diharapkan selain bisa menjadi tindakan pencegahan terhadap penyalagunaan narkoba.
Disamping itu, penyuluhan NAPZA ke sekolah-sekolah juga sekaligus sebagai Upaya memperkenalkan profesi apoteker kepada siswa.
Sebelumnya PC IAI Rejang Lebong sukses melaksanakan program apoteker masuk TK dan SD.
Program yang bertujuan memperkenalkan profesi apoteker sejak dini ini, diharapkan bisa memperkenalkan eksistensi apoteker dalam pelayanan Kesehatan.***