HOME
Blog  

Apoteker Sebagai Pribadi Long Life Learner

pexels cottonbro pembelajar
Ilustrasi apoteker sebagai a long life learner

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat” (Pepatah Arab)

PEPATAH di atas sangat erat kaitannya dengan semua orang, termasuk apoteker.

Kita sebagai seorang apoteker dituntut untuk belajar setiap saat, menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat,  long life learner.

Belajar tidak hanya semasa di kampus, tetap belajar walaupun sekarang lebih banyak berpraktik kefarmasian. Bukankah praktik itu juga sebuah pembelajaran?

Dari berpraktik kita banyak menemukan berbagai kasus kefarmasian. Kita gali dan cari solusi dari berbagai permasalahan yang ditemui di lapangan.

Kita asah kemampuan dan pengalaman dengan terus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

Membaca menjadi kata kunci yang paling utama bagi seorang apoteker untuk menjadikan diri sebagai pribadi  long life learner.

Membaca secara internal maupun secara eksternal. Membaca secara internal yakni membaca kemampuan diri yang masih kurang saat berpraktik, ilmu-ilmu apa saja yang masih belum dipahami dan belum dipraktikkan selama ini.

Semua itu bisa dipelajari kembali dengan membaca berbagai literatur kefarmasian, mulai dari berbagai jurnal yang terbarukan ataupun buku-buku mengenai kefarmasian.

Adapun membaca secara eksternal adalah membaca kondisi di sekitarnya mengenai berbagai permasalahan atau kasus yang dialami selama berpraktik.

Jika kasusnya pernah ditemui sebelumnya dan sudah mengetahui solusinya maka akan menambah pengalaman dalam menyikapi persoalan di praktik kefarmasian.

Apabila belum pernah menemui atau baru pertama kali berjumpa dengan kasus tersebut maka dijadikan sebagai sarana pembelajaran.

Dicari solusinya dengan banyak membaca atau membandingkan dengan kasus-kasus serupa yang pernah dialami tempat lain.

Pribadi long life learner akan selalu belajar dari hari ke hari. Tiada hari tanpa belajar.

Sesibuk apapun saat berpraktik akan tetap meluangkan diri untuk belajar, sebab ilmu pengetahuan itu akan selalu berkembang dari waktu ke waktu.

Apabila kita tidak bisa mengikutinya, maka kita akan tertinggal jauh.

Luangkan waktu untuk belajar. Jangan belajar dengan sisa-sisa waktu yang dimiliki.

Ketika kita hanya mengandalkan sisa-sisa waktu yang dimiliki dalam sehari, maka tidak akan ada waktu untuk belajar. Kita akan memilih istirahat untuk persiapan berpraktik besok hari.

Pagi hari bangun kemudian pergi untuk berpraktik hingga sore hari. Sore hari pulang dalam perjalanan, malam hari langsung istirahat. Besoknya begitu lagi.

Terus berputar setiap hari bagaikan suatu siklus kehidupan. Kapan diluangkan waktu untuk belajar?

Exit mobile version