Flipchart Karina memuat pentingnya penggunaan antibiotika yang bijak dan Dagusibu (Dapatkan Gunakan Simpan Buang) obat,
Flipchart berisi visualisasi gambar dan informasi yang menarik, sehingga mampu menyampaikan pesan dengan efektif kepada siswa SD.
Materi yang disajikan meliputi bahaya kuman dan bijak penggunaan antibiotik, antara lain:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sangat penting untuk mencegah penyebaran kuman dan penyakit.
- Untuk mengurangi risiko penularan penyakit, harus menutup mulut dan hidung dengan benar saat batuk atau bersin.
- Mengenali bahwa orang yang sedang sakit harus diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
- Penjelasan tentang apa itu antibiotika, bagaimana mereka bekerja, dan kapan harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.
- Untuk menghindari AMR, perlu mengonsumsi antibiotika sesuai dosis dan durasi yang diresepkan.
- Penggunaan antibiotika yang tidak tepat memiliki risiko dan konsekuensi, termasuk AMR dan efek samping yang mungkin timbul.
Para guru mengapresiasi metode flipchart sebagai media pembelajaran yang efektif dan mudah diterapkan di kelas.
“Anak-anak sekarang kritis, jadi kita harus terus berkreasi dengan berbagai metode pembelajaran agar mudah diserap,” demikian disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti dalam arahannya.
Dr. apt. I Gusti Ayu Rai Widowati, staf pengajar Prodi Farmasi Klinis Univesitas Bali Internasional juga mengatakan bahwa sangat penting untuk memberi tahu anak-anak sejak dini tentang sadar obat dan bahaya AMR.
Para siswa terlihat antusias dalam diskusi dan tanya jawab, sambil bernyanyi dan menari “Lagu Dagusibu”.
Dagusibu merupakan bagian dari Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO), suatu program yang dicanangkan oleh IAI untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang obat.
“Obat diperlukan agar penyakit hilang, dan sehat selalu…tapi ingat Dagusibu…” senandung siswa sambil tertawa ceria.
Edukasi pada siswa SD diharapkan dapat membentuk generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat sekitar, serta berkontribusi positif dalam mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi AMR di masyarakat. (I Gusti Ayu Rai Widowati/Humas PP IAI)***